Men In Black 3 Lebih Sentimentil

Men In Black 3 Lebih Sentimentil JAKARTA - Apalagi yang bisa diceritakan dari kisah dua agen rahasia peringkus para alien? Jawabnya, akan selalu ada. Tinggal ciptakan cerita yang berbeda,setting lokasi yang unik, dan kalau mau lebih berkualitas, ciptakan kisah yang sifatnya personal.

Itulah yang dilakukan Men in Black 3 (MIB 3). Ceritanya, si antagonis Boris the Animal (Jemaine Clement) kabur dari penjara di bulan. Dia lalu kembali ke bumi dan berniat membalas dendam kepada Agen K (Tommy Lee Jones). Mengapa kepada Agen K? Karena dialah yang membuat tangan Boris tinggal separuh.

Untuk menjalankan aksinya itu, Boris punya strategi jitu. Dia harus pergi ke masa lalu dengan mesin penjelajah waktu dan berhenti pada 15 Juli 1969 atau sehari sebelum Agen K memotong tangannya.

Singkatnya, Boris berusaha mengubah sejarah dengan langsung membunuh Agen K saat itu juga. Di dunia yang normal, saat Boris pergi menjelajah waktu, Agen K dan Agen J (Will Smith) bertengkar tentang rahasia besar yang disembunyikan Agen K.

Esok paginya, Agen J menemukan keanehan karena di kantor MIB tidak ada yang mengenal Agen K. Lebih terkejut lagi saat bos MIB, Agen O (Emma Thompson) mengatakan kalau Agen K sudah meninggal 40 tahun lalu.

Agen J yang mengetahui rencana Boris, lantas menyusul penjahat itu ke tahun 1969 dengan misi menghentikan Boris mengubah sejarah sekaligus menyelamatkan Agen K muda (Josh Brolin).

Kembali ke tahun 1969 tentu saja membuat MIB 3 tak dipenuhi aksi spektakuler dengan CGI canggih dan sejenisnya. Satu-satunya kendaraan unik yang kedua agen gunakan adalah motor yang dipatri di jalur berbentuk lingkaran penuh yang diciptakan Agen K.

Sebagai kompensasinya, daya gedor humor yang dibebankan kepada Agen J menjadi lebih besar. Tentu saja, ini berarti penonton bisa sering-sering tersenyum atau tertawa.

Selain itu, ada juga tokoh penting yang diciptakan, yaitu Griffin (Michael Stuhlbarg), alien yang mampu melihat peristiwa masa depan. Griffin sedikit banyak akan membuka misteri masa lalu Agen J yang ternyata melibatkan Agen K.

Misteri ini baru terbuka menjelang akhir film. Misteri yang melibatkan kisah personal Agen K dan Agen J ini pula yang menjadi nilai lebih MIB 3.

Menjadi terasa emosional, karena sebelum misteri itu terkuak, sutradara Barry Sonnenfeld dan penulis skenario Etan Cohen sudah menuntun penonton untuk melihat betapa Agen K dan Agen J memiliki ikatan yang kuat secara emosional, bukan sekadar rekan kerja biasa.

Misteri yang terbongkar tersebut akhirnya menjadi sebuah klimaks yang berhasil. Di luar kisah tersebut, sekali lagi, aksi MIB 3 tidaklah istimewa.

Sumber : http://celebrity.okezone.com

0 komentar:

Post a Comment